Beranda > Ceritaku > Untukmu yang menunggu

Untukmu yang menunggu

Gak tau kenapa, lama gak dapet comment dari adek yang satu ini, jadi kangen juga. Mumpung hari ini gak ada jam ngajar, kutelusuri jejaknya di dunia maya. Ternyata dia benar-benar konsentrasi untuk misi mulianya (semangat!!). Blog yang dulu sangat penuh dengan fragmen-fragmen baru yang cukup memberi makna teryata terhenti pada sebuah judul “Mengulang Hari..” yang ditulis 13 Juni yang lalu.

Ketika ku kunjungi blogmu yang lain, kutemukan sebuah tulisan oleh Cucuk Hariyanto (entah siapakah nama ini) dengan judul “Buat Calon Istriku”, ijinkan aku tuk mem-publish-nya kembali…

Untuk Calon Istriku
Oleh : Cucuk Hariyanto

Assalammu’alaikum Wr… Wb…

Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care…
Allah selalu bersama kita

Ukhtiku…
Masihkah menungguku…?

Hm… menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?!
Menunggu…
Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang ‘istimewa’
Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa
Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu
Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya,
melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu,
atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati
Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong
Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari ‘dunia lain’ masuk ke jiwa

Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu
Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih
Ngejomblo itu nikmat, jenderal!
Ups, itu judul tulisanku beberapa waktu lalu

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif
Mumpung waktu kita masih banyak luang
Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga
Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak
Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak

Karenanya wahai bidadari dunia…
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang
Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda
Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit
Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber
Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini ’sarang tikus’
Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini
Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik
Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri

Ukhtiku…
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah
Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti,
betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu
Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang
Karena jalan ini masih panjang
Banyak hal yang menghadang
Hatiku pun melagu dalam nada angan
Seolah sedetik tiada tersisakan
Resah hati tak mampu kuhindarkan
Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan
Karang asaku tiada ‘kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan
Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan
Keputusan besar untuk datang kepadamu

Ukhtiku…
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu
Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta,
bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir
Yakinlah…saat itu pasti ‘kan tiba
Tak usah kau risau akan memudarnya kecantikanmu
Karena kecantikan hati dan iman yang dicari
Tak usah kau resah akan hilangnya aura keindahan luarmu
Karena aura keimananlah yang utama
Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga,
merasuk dan menembus relung jiwa

Wahai perhiasan terindah…
Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu
Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu
Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya
Jika memang kau tak sempat bertemu diriku,
sungguh…itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci
Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya

Ukhtiku…
Skenario Allah adalah skenario terbaik
Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita
Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang,
merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya
Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita

Ukhtiku…
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ‘kan menjelang jua
Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana?
Lelahkah kau menungguku berkelana?
Lelahkah menungguku kau disana?
Bisa bertahankah kau disana?
Tetap bertahanlah kau disana…
Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu
Bila waktu itu telah tiba,
kenakanlah mahkota itu,
kenakanlah gaun indah itu…
Masih banyak yang harus kucari, ‘tuk bahagiakan hidup kita nanti…

Ukhtiku…
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir
Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera,
kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang
Cinta membuat hati terasa terpotong-potong
Jika di sana ada bintang yang menghilang,
mataku berpendar mencari bintang yang datang
Kalau memang kau memilih aku, tunggu sampai aku datang…

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat
Dan mendo’akanmu agar kau selalu sehat, bahagia,
dan mendapat yang terbaik dari-Nya
Aku tak pernah berharap, kau ‘kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup
Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini
Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau ‘tuk dikagumi
Akulah orang yang ‘kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu

Ukhtiku…
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu,
hanya bisa merindukanmu
Dan tetaplah berharap, terus berharap
Berharap aku ‘kan segera datang
Jangan pernah berhenti berharap,
Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup

Bila kau jadi istriku kelak,
jangan pernah berhenti memilikiku
dan mencintaiku hingga ujung waktu
Tunjukkan padaku kau ‘kan selalu mencintaiku
Hanya engkau yang aku harap
Telah lama kuharap hadirmu di sini
Meski sulit, harus kudapatkan
Jika tidak kudapat di dunia…
‘kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat,
aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu
Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku,
pelarian perasaanku
dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku
Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti…
Apa yang akan ku hadapi
Dan apa yang harus kucari dalam hidup

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini,
untuk dirimu yang terlalu bijaksana
Aku goreskan syair sederhana ini,
untuk dirimu yang selalu mempesona
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya
Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu
Semoga…

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki
……

(Dewi Khayalan – Daun Band)

Ya Allah…
ringankanlah kerinduan yang mendera
kupanjatkan sepotong doa setiap waktu,
karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku

Ya Allah…
ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini
ringankan langkah kami
beri kami kekuatan dan kemampuan
tuk melengkapkan setengah dien ini,
mengikuti sunnah RasulMu
jangan biarkan hati-hati kami
terus berkelana tak perpenghujung
yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan
yang telah Engkau berikan
Aamiin…

Wassalamu’alaikum Wr… Wb…

nb : Untukmu yang telah Allah siapkan untukku

Kategori:Ceritaku
  1. Vera Yanti
    15 Oktober 2008 pukul 11:00 am

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    mas….artikel yang bagus banget….T.T aku sampe’ terharu….


    deje : terima kasih ya…. btw kok terharu sich… o ya, kan lagi menunggu juga 🙂 Semangat…! Salam ke adek-adek di rumah

  2. Lia
    16 Oktober 2008 pukul 4:05 am

    phe…puitis jg yach Prendq atuh ni,hehe…Yuppi kadang untuk menyenangkan orang lain kesenangan sendiri harus dikorbankan, meskipun kadang menyakitkan itu adalah sebuah pilihan ^_^….terus berjuang Prend, bukankah sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain,hehe…bwat”ukhti” yg disana semoga bisa mengerti n slalu diberi kesabaran untuk menunggu,hehe….Wizh all d’bezt 4 U!!CHAIYO2….. ^_~

    deje : nih bukan puisi q prend…. aku hanya mempublish ulang aja… tapi pesan2 mu pasti bermanfaat buatq, thanks ya…

  3. Vera Yanti
    16 Oktober 2008 pukul 11:13 am

    Heeh… menunggu seorang akhi…. ^_^

  4. 19 Oktober 2008 pukul 5:45 am

    Assalamu’alaikum…
    Didoakan saja… adeknya bisa istiqomah mengemban “misi mulia” tadi… hehe… 😀
    But, she try to come back 😉

    deje : Wa’alaikumsallamWrWb… Pasti do’a ku menyertai mu, 🙂 Aq percaya adek yang satu ini pasti bisa tetap semangat dan istiqomah… Selalu berdo’a ya, yakinlah pada kekuatan do’a… OK! O ya… satu hal yang membuatku senang, akhirnya kembali juga…

  5. ratih
    22 Oktober 2008 pukul 3:26 am

    Assalamualaikum
    mas, beneran deh membuat q terharu dan semakin sadar dan sabar dalam penantian yang hanya Allah tau. Doa’in ya mas bisa menjadi lebih baik q nanti, biar tdk mengecewakan suami q nanti.hehhehe

    deje : Wa’alaikumsallam Wr Wb
    Insya Allah… qta harus saling mendo’akan…
    Terus belajar…. yang pelaing penting belajar dari universitas kehidupan, gmn caranya?
    Jangan pernah menghindari masalah, hadapi masalah dengan mendayagunakan kelebihan2 yang telah Allah anugrahkan..
    Semangat..!!

  6. mo3l
    22 Oktober 2008 pukul 3:37 am

    izini republish di blog ku juga yah.. 😀

    deje : Ok…. smoga bermanfaa…

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar